Teknologi Baru, Alat Pacu Jantung Seukuran Kapsul!

Alat Pacu Jantung

Gangguan irama jantung atau dikenal dengan istilah aritmia menjadi salah satu jenis gangguan jantung. Gangguan ini meliputi aritmia jenis ringan tak bergejala yang tak perlu pengobatan khusus dan aritmia berat yang membahayakan hingga perlu pengobatan segera. Penderita aritmia ini biasanya merasakan irama jantungnya terlalu cepat, terlalu lambat, hingga tidak teratur.

Pada umumnya, aritmia sering Slot777 Gacor terjadi pada kondisi jantung yang sehat, pengobatannya pun cukup dengan obat-obatan. Namun, bila terjadi terus-menerus dan berulang, itu menandakan adanya masalah pada organ jantung. Kondisi ini membutuhkan perhatian khusus dan memerlukan pengobatan dengan alat pacu jantung permanen yang lazim dikenal dengan istilah permanent pacemaker (PPM).

PPM merupakan alat medis berupa generator pengatur irama jantung, yang menghasilkan impuls listrik dan memicu kontraksi otot jantung melalui kabel elektroda. Ini digunakan untuk membantu detak jantung kembali teratur dan normal. Alat ini berguna untuk memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik agar detak jantung kembali stabil.

“Dokter akan menyarankan pemasangan PPM bila detak jantung seseorang terlalu lambat (bradikardi) atau tak beraturan, dengan kondisi kadang cepat kadang lambat atau detak kadang berselang terlalu lama (long pause),” ujar dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospitals Lippo Village Antonia Anna Lukito dalam keterangannya,

Menurut Anna, alat pacu jantung ini menggantikan fungsi dari pacu jantung alami (nodus sinoatrial) yang kurang atau tidak berfungsi. Nodus Sinoatrial (SA) merupakan pacu jantung yang letaknya di sisi atas serambi kanan jantung. Pacu jantung alami ini seharusnya menghasilkan impuls listrik yang membuat otot jantung kontraksi.

“Sementara bentuk PPM pada umumnya berkabel, generator PPM ditanam di bawah lemak kulit dada atas sebelah kiri atau kanan. Kemudian generator dihubungkan kabel elektroda yang dimasukkan ke dinding dalam jantung. Impuls listrik yang dihasilkan oleh generator akan disampaikan oleh kabel elektroda ke otot dinding dalam jantung,” jelasnya.

Pada beberapa orang, kata Anna, kondisi ini membuat pasien kurang nyaman dengan adanya alat generator yang tertanam di dinding dadanya. Solusinya, pasien dapat menggunakan terobosan alat medis baru berupa PPM nirkabel yaitu PPM tanpa kabel elektroda.

“Jadi generator PPM berukuran kecil dengan daya baterai hemat energi, dapat langsung disauhkan ke sela otot dinding dalam jantung, sehingga tak dibutuhkan lagi kabel elektroda penghantar impuls listrik dari generator PPM ke jantung,” tuturnya.

Cara peletakan PPM nirkabel mini yang berukuran sebesar kapsul vitamin ini cukup sederhana, karena hanya melalui jalur pembuluh darah di pangkal paha, seperti halnya cara pemasangan sarung infus. Prosedurnya pun cukup singkat dan tidak membutuhkan pembiusan umum, cukup dengan pembiusan lokal pada kulit paha pasien.

Namun, PPM nirkabel mini ini tentu tak serta merta sesuai untuk pengobatan semua jenis aritmia jantung. Beberapa jenis aritmia dapat sesuai dengan pengobatan dengan PPM nirkabel, tetapi ada juga jenis aritmia yang tak sesuai dengan alat PPM nirkabel mini ini, sehingga pengobatan dengan alat PPM konvensional dengan kabel elektroda tetap diperlukan.

“Keuntungan PPM nirkabel dibandingkan dengan PPM berkabel adalah tidak ada bekas luka atau jaringan parut akibat irisan untuk memasukkan alat generator di dinding dada, serta mengurangi risiko infeksi dan peradangan di sekitar alat generator dan kabel elektroda,” bebernya.

“Selain itu pada PPM konvensional diperlukan pembatasan aktivitas terutama pada lengan di sisi alat generator tertanam untuk jangka waktu tertentu pasca pemasangan PPM, sedangkan pada pasien PPM nirkabel tidak diperlukan pembatasan aktivitas pasca pemasangannya,” imbuhnya.

Anna menjelaskan dari aspek dimensi, ukuran generator PPM nirkabel ini memiliki ukuran 93% lebih kecil dari PPM konvensional, dan dari segi daya tahan baterai, PPM nirkabel juga lebih unggul dengan daya baterai rata-rata lebih tahan lama daripada PPM konvensional.

Pada saat yang sama, PPM konvensional berkabel tertentu juga mengalami kemajuan teknologi. Umumnya pasien dengan PPM berkabel tidak diizinkan untuk menjalani pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging) karena medan magnet yang dihasilkan oleh pemeriksaan MRI akan mempengaruhi fungsi PPM tersebut.

Namun, sekarang terdapat pilihan PPM berkabel yang diperbolehkan untuk menjalani pemeriksaan MRI. Hanya saja, PPM tersebut masih berdimensi ukuran lebih besar dan harga lebih mahal daripada yang konvensional. Sedangkan untuk PPM nirkabel mini, sudah diperbolehkan untuk menjalani pemeriksaan MRI.

“Untuk pemeriksaan keamanan di bandara, bagi pasien dengan PPM berkabel perlu menunjukkan kartu identitas pasien dengan PPM agar tak perlu melewati pintu pemeriksaan keamanan bermedan magnet. Sedangkan untuk pasien dengan PPM nirkabel, diperbolehkan untuk melewati pintu pemeriksaan keamanan, tapi tentu sebaiknya tidak berlama-lama apalagi bersandar di pintu bermedan magnet tersebut,” sebutnya.

Sebagai informasi, penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) merupakan masalah kesehatan utama di negara maju maupun negara berkembang. Di Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan bahwa sebesar 1,5% atau 15 dari 1.000 penduduk Indonesia menderita penyakit jantung koroner.

Fakta ini semakin didukung oleh data Survei Sample Registration System tahun 2014 mengenai penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia, yang menunjukkan 12,9% kematian diakibatkan oleh penyakit jantung koroner. Dari sisi pembiayaan, berdasarkan data BPJS Kesehatan, penyakit jantung pun menduduki peringkat teratas untuk biaya rawat inap di antara penyakit katastropik lainnya.

Maka dari itu, Siloam Hospitals Lippo Village berupaya menghadirkan pelayanan jantung terpadu setiap harinya, lengkap, dan komprehensif. Pelayanan A-Z dihadirkan di Siloam Hospitals Lippo Village mulai dari pelayanan jantung diagnostik, di antaranya treadmill stress test, ambulatory blood pressure monitoring, wireless heart rhythm monitoring, serta diagnostic imaging maupunvaskular.

Tak hanya itu, terdapat juga pelayanan intervensi coronary and peripheral invasive di antaranya Percutaneous Catheterization Coronary Angiography, Coronary Intra Vascular Ultra Sound (IVUS) Imaging, Balloon Mitral Valvuloplasty (BMV), Amplatz Septal Occluder (ASO), Coronary Artery Bypass Graft (CABG), Endovascular Aortic Repair (EVAR), dan Thoracic Endovascular Aortic Repair (TEVAR).

Ada juga pelayanan aritmia melalui Single and Dual Chamber Permanent Pacemaker (PPM), Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD), Temporary Pacemaker (TPM), dan pelayanan gagal jantung heart failure clinic dapat melalui Enhanced Extracorporeal Counter Pulsation (EECP).

Namun yang tidak kalah penting adalah senantiasa menjaga kesehatan. Walaupun kesehatan mahal harganya, keadaan tersebut tetap lebih baik dibanding sakit yang biayanya lebih besar. Memang benar pepatah yang berkata bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati.

Langkah awal pencegahan agar terhindar dari sakit, yaitu melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala atau medical checkup guna mengetahui kondisi kesehatan sekaligus mendeteksi suatu penyakit sejak dini.

Makin dini suatu penyakit terdeteksi, maka makin cepat pertolongan yang dapat diberikan. Pemeriksaan medical check up di Siloam Hospitals Lippo Village juga hadir dengan berbagai jenis paket yang disesuaikan dengan usia dan kebutuhan kesehatan masing-masing pasien.

Baca juga: https://suarakuonline.com/budaya-dan-gaya-hidup-di-inggris-yang-perlu-diketahui/