Mengenal Kecerdasan Teknologi Buatan Artificial Intelligence

Artificial Intelligence

Masyarakat seluruh dunia, termasuk Indonesia terpukau dengan kehadiran sejumlah contoh Artificial Intelligence (AI) atau teknologi kecerdasan buatan. Banyak sektor pekerjaan memanfaatkan teknologi AI.

Kecerdasan Buatan telah menjadi slot gacor 777 pusat perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Kemajuan pesat dalam teknologi ini, membuka jendela menuju masa depan yang menakjubkan.

AI menghadirkan potensi yang tak terbatas dalam berbagai aspek kehidupan kita. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tentang pengertian, kilas sejarah, peran AI, perkembangan terbaru, dan dampaknya yang mengagumkan.

Apakah itu Artificial Intelligence (AI)

Kecerdasan Buatan merujuk pada kemampuan mesin untuk meniru atau meniru kecerdasan manusia. AI melibatkan pengembangan komputer dan algoritma yang mampu belajar dari data, mengenali pola, mengambil keputusan, dan melakukan tugas.

AI dapat berupa sistem yang sederhana seperti asisten virtual atau sistem yang kompleks seperti mobil otonom.

H.A. Simon mengklaim, AI adalah bidang yang memungkinkan komputer melakukan tugas-tugas yang lebih unggul dari manusia. Knight dan Rich setuju dengan Simon, AI adalah cabang ilmu komputer yang memandang upaya membangun komputer.

Yakni, AI sebagai sesuatu yang dapat dilakukan manusia, bahkan lebih baik dari itu (kemdikbud.go.id). Dilansir dari laman Britannica, AI adalah kemampuan mesin melakukan tugas yang dianggap serupa dengan kecerdasan manusia.

Biasanya, penggunaan AI diterapkan di aplikasi umum seperti game, terjemahan bahasa, expert systems, hingga robotika.

Sementara, mengutip aws.amazon.com menyebutkan, AI adalah bidang ilmu komputer yang dikhususkan untuk memecahkan masalah kognitif. Yaitu, terkait dengan kecerdasan manusia, seperti pembelajaran, pemecahan masalah, dan pengenalan pola.

Kecerdasan buatan mungkin berkonotasi dengan robotika atau adegan futuristik. Sehingga, akhirnya AI mengungguli robot fiksi ilmiah, ke dalam non-fiksi ilmu komputer canggih modern.

Kilas Sejarah Artificial Intelligence (AI)

Artificial intelligence pertama kali mencuat sejak dimulainya perkembangan komputer digital di tahun 1940-an. Istilah AI sering diterapkan pada proyek pengembangan sistem yang serupa dengan proses intelektual yang menjadi karakteristik manusia.

Pengembangan digital, selanjutnya memperlihatkan bahwa komputer dapat diprogram untuk melakukan tugas yang sangat kompleks dengan sangat baik. Meskipun mengalami kemajuan kecepatan pemrosesan dan kapasitas memori, belum ada program yang dapat menandingi fleksibilitas manusia.

Pada sisi lain, beberapa program telah mencapai tingkat kinerja ahli dan profesional manusia dalam melakukan tugas spesifik tertentu. Sebut saja diagnosis medis, mesin pencari, dan pengenalan suara atau tulisan tangan.

Sejak puluhan tahun lalu, para ahli diberbagai bidang melakukan pengamatan tentang beberapa unsur kemampuan teknologi (sekarang disebut AI). Guna, mempermudah cara kerja otak manusia.

Pada tahun 1950 Alan Turing, seorang ahli matematika dari Inggris melakukan percobaan. Percobaan ini dikenal dengan nama turing test, yaitu sebuah komputer melalui terminal dengan software AI.

Kemudian, di ujung lain ada sebuah terminal dengan seorang operator. Operator itu tidak mengetahui kalau di ujung terminal lain dipasang software AI.

Mereka berkomunikasi, di mana terminal di ujung memberikan respon terhadap serangkaian pertanyaan yang diajukan oleh operator. Menariknya, operator tersebut mengira bahwa ia sedang berkomunikasi dengan operator lainnya yang berada di terminal lain.

Alan Turing menganggap apabila mesin dapat membuat seseorang percaya bahwa dirinya mampu berkomunikasi dengan orang lain. Maka, dapat dikatakan bahwa mesin tersebut cerdas layaknya manusia (cloudeka.id).

AI awalnya, dimunculkan Profesor John McCarthy dari Massachusetts Institute of Technology yang bernama pada tahun 1956. Telatnya, pada Dartmouth Conference yang dihadiri oleh para peneliti AI.

Pada konferensi tersebut ditetapkanlah tujuan utama dari kecerdasan buatan, salah satunya yaitu mengetahui dan memodelkan proses-proses berpikir manusia. Kemudian, mendesain mesin agar dapat menirukan perilaku manusia.

Pada tahun yang sama, ilmuwan komputer Allen Newel, J.C. Shaw, dan Herbert Simon menciptakan program perangkat lunak. Dihadirkan perangkat kecerdasan buatan pertama yaitu Logic Theorist.

Frank Rosenblatt, seorang ahli psikologi dan terkenal di bidang deep learning Artificial Intelligence mengembangkan komputer pertama. Komputer itu memiliki jaringan saraf yang disebut Mark 1 Perceptron pada 1967.

Tahun yang sama, ilmuwan kognitif AS bidang kecerdasan buatan, Marvin Minsky dan Seymour Papert meluncurkan buku berjudul Perceptron. Buku ini menjadi karya penting dalam jaringan neural (saraf) untuk berbagai proyek riset jaringan saraf di masa mendatang.

Tahun 1980 menandai penggunaan algoritma Backpropagation yang dapat melatih dirinya sendiri. Di mana hal ini nantinya banyak digunakan dalam penerapan Artificial Intelligence.

Sebagai informasi, Backpropagation adalah algoritma machine learning yang digunakan dalam pelatihan jaringan neural. Jaringan tersebut bekerja mempropagasikan ulang kesalahan dari keluaran jaringan neural kembali ke input, melalui beberapa lapisan dalam jaringan.

Sehingga, memperbarui bobot dan bias dalam jaringan. Profesor Pedro Domingos, seorang peneliti terkemuka di bidang ini, menggambarkan ‘lima suku’ machine learning.

Terdiri dari simbolis berasal dari logika dan filsafat, koneksionis, yang berasal dari ilmu saraf, evolusioner. Berkaitan dengan biologi evolusioner, Bayesian yang didasarkan pada teorema Bayes.

Semua itu, persamaan yang memberitahukan cara menggunakan data yang dapat diamati untuk membuat inferensi. Tentang hal yang tidak dapat diamati, berhubungan dengan statistik, probabilitas, analogis yang berasal dari psikologi.

AI Versus Manusia

Peristiwa terkait AI turut menggemparkan manusia pada tahun 1997, saat itu Deep Blue, sistem AI yang dikembangkan IBM. IBM berhasil mengalahkan juara catur dunia, Grandmaster Garry Kasparov dalam seri permainan catur manusia vs mesin.

Deep Blue menggunakan algoritma pencarian negamax yang memungkinkan mesin untuk melakukan analisis cepat dan membuat keputusan yang akurat. Deep Blue menggabungkan teknik proses paralel dengan algoritma heuristik dan strategi catur untuk membuat keputusan permainan.

Sistem ini memiliki kemampuan untuk memproses jutaan potensi langkah catur dalam waktu kurang dari satu detik. Kemudian pertandingan mesin melawan manusia kembali terjadi pada tahun 2011.

AI IBM Watson, berhasil menunjukkan kemampuan analitis dan natural language processing-nya dengan menjawab pertanyaan dalam kategori yang beragam. Yakni, dalam pertandingan Jeopardy! melawan juara Ken Jennings dan Brad Rutter.

Hasilnya,nIBM Watson jadi pemenangnya. Jeopardy! merupakan tugas yang sangat sulit bagi sistem AI.

Karena, membutuhkan kemampuan untuk memahami bahasa alami dan memecahkan masalah yang rumit. Namun, IBM Watson berhasil memenuhi tugas, menunjukkan AI mampu mengatasi tugas yang sangat kompleks dan memberikan solusi akurat.

Peristiwa ini menjadi tanda perubahan dalam bidang AI dan membuka jalan bagi pengembangan teknologi. Yakni, AI yang lebih canggih dan berguna dalam berbagai bidang.

Pada tahun 2015, Baidu memperkenalkan superkomputer terbaru mereka, Minwa, yang menggunakan teknologi jaringan syaraf konvolusi. Yaitu, untuk mengidentifikasi dan mengkategorikan gambar dengan akurasi yang lebih tinggi daripada manusia pada umumnya.

Tahun berikutnya, program AlphaGo dari DeepMind, berhasil mengalahkan pemain Go juara dunia, Lee Sodol, dalam pertandingan lima babak. Hal ini merupakan prestasi yang sangat signifikan.

Mengingat banyaknya kemungkinan langkah yang bisa dilakukan selama permainan berlangsung. Karena, lebih dari 14,5 triliun langkah hanya dalam empat kali permainan.

Pada akhirnya, Google membeli DeepMind dengan harga 400 juta dolar AS. Dengan berkembangnya teknologi AI dan jaringan Deepmind, dan inovasi seperti Minwa dan AlphaGo membuka jalan pengembangan sistem AI.

Satu catatan dari dunia olahraga, sistem kerja mesin AI banyak dipakai dalam pembuatan program percepatan peningkatkan prestasi olahraga. Bukan hanya pertandingan olahraga single event, tetapi juga multy event.

Sekitar tahun 2000, beberapa negara yang prestasi olahraganya berada diurutan bawah, gencar menggunakan team leader AI. AI dihadirkannya dari negara yang maju prestasi olahraganya, untuk bisa mendongkarak posisi dari urutan bawah hingga naik peringkat.

Perkembangan Terbaru dalam Kecerdasan Buatan

Berbagai perkembangan terbaru dalam AI telah mengubah lanskap teknologi dan memberikan potensi yang luar biasa di berbagai bidang. Berikut ini adalah beberapa contoh terkini:

1. Pembelajaran mesin mendalam seperti jaringan saraf tiruan (neural networks) telah memungkinkan AI untuk mengenali pola yang rumit. Yakni, dalam data dan menciptakan prediksi yang akurat.

2. Pengolahan kemajuan dalam pengolahan bahasa alami (Natural Language Processing/NLP) telah memungkinkan AI untuk memahami, menerjemahkan, dan berkomunikasi. AI mampu berkomunikasi dengan manusia dalam bahasa mereka sendiri.

3. AI digunakan untuk otomatisasi proses bisnis, termasuk pengolahan data, analisis besar, dan pengambilan keputusan yang kompleks. Yaitu, mengarah pada efisiensi yang lebih tinggi dan peningkatan produktivitas.

4. Teknologi AI juga mampu melakukan pengenalan wajah dan citra manusia. Teknologi AI telah berevolusi secara signifikan.

Memungkinkan AI untuk mengenali wajah manusia, objek, dan situasi tertentu. Hal ini telah membawa kemajuan dalam bidang keamanan, pengawasan, dan identifikasi.

Dampak Menakjubkan dari Kecerdasan Buatan

AI memiliki potensi besar untuk mengubah berbagai aspek kehidupan kita. Berikut adalah beberapa dampak menakjubkan yang telah kita saksikan:

1. Kesehatan dan Perawatan Medis: AI digunakan dalam diagnosa penyakit, peramalan epidemi, terapi pribadi, dan penelitian medis. Membantu meningkatkan perawatan kesehatan dan menyelamatkan nyawa.

2. Mobilitas dan Transportasi: Pengembangan kendaraan otonom menggunakan AI telah membuka jalan menuju masa depan transportasi. Yakni, transportasi yang lebih aman, efisien, dan ramah lingkungan.

3. Pendidikan dan Pembelajaran: AI dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu. Lalu, dapat memberikan pendekatan pembelajaran yang personal dan efektif melalui tutor virtual dan pengalaman interaktif.

4. Industri dan Produksi: AI telah digunakan dalam otomatisasi industri, analisis data besar, dan optimisasi rantai pasokan. Meningkatkan efisiensi produksi dan meningkatkan kualitas produk.

Sehari-hari Manusia Sudah Berdampingan dengan AI

Sadar atau tidak, sebenarnya kita saat ini tengah hidup berdampingan dengan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI). Berikut 5 contoh pemanfaatan penggunaan AI secara sederhana dalam kehidupan sehar-hari diantaranya adalah:

1. Asisten virtual

Kecerdasan buatan bukan berarti sesuatu seperti robot mekanik yang bisa berpikir dan bergerak sendiri. Kita banyak menemukan AI dalam perangkat lunak (software) dan fitur-fitur lain yang ada dalam gawai (gadget) milikmu.

Contohnya, asisten virtual dalam ponsel di dalam Google adalah Ok Google. Meski belum pernah menggunakan Google Maps akan muncul pengingat untuk pergi berangkat ke kantor atau tujuan anda sehar-hari.

Padahal seingat kita, kita tidak pernah menginput alamat rumah dan kantormu, tapi kok Google Maps bisa tahu. Itu salah satu contoh penerapan kecerdasan buatan.

AI mempelajari pola rutinitasmu. AI mencoba memberi sugesti soal aktivitas yang biasa kamu lakukan.

2. Filter Instagram contoh kecerdasan buatan

Tanpa kita sadari Content Instagram dapat menjadikan wajah penggunanya lebih ganteng dan catik. Bahkan, dapat menghilangkan jerawat pada wajah.

Dalam aplikasi  TikTok ekspresi seseorang bisa berubah menjadi cemberut atau sedih atau menjadi sangat cantik. Padahal, wajahnya aslinya di video itu sedang biasa-biasa saja.

3. Keyboard virtual

Ketika pertama kali diterapkan auto-correct, kerap kita melakukan kesalahan. Namun, lama-kelamaan fitur ini menjadi semakin cerdas dalam mengoreksi salah ketik yang kita lakukan.

Itu semua terjadi karena mereka “belajar”, dan itulah salah satu ciri-ciri kecerdasan buatan. Yakni, kemampuan untuk mempelajari sesuatu.

4. Layanan hiburan

Cobalah membuka aplikasi streaming film dan musik favoritmu. Pada halaman pertama, biasanya mereka memberi sugesti dan rekomendasi konten yang kemungkinan akan kamu sukai.

Ini merupakan pekerjaan kecerdasan buatan. Mereka mempelajari pola dan jenis-jenis konten yang sering kamu nikmati.

5. Layanan konsumen virtual

Beberapa situs belanja daring menggunakan fitur layanan konsumen (customer service) dengan menggunakan kecerdasan buatan. Dengan begitu, mereka mengirit cost (biaya), karena gak perlu menggaji karyawan khusus untuk melayani konsumen.

Fitur AI ini memahami bahasa dan pilihan kata yang kamu gunakan. Yakni saat bertanya untuk menemukan apa yang ingin kamu capai.

Tantangan dan Etika dalam Pengembangan AI

Pada kenyataanya, pengembangan AI juga memunculkan tantangan dan pertanyaan etika yang perlu kita hadapi. Pertimbangan keamanan, privasi data, keadilan, dan pengawasan etis dalam penggunaan AI menjadi perhatian utama yang harus diatasi.

Pengembangan dokumen strategi nasional bidang kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence) di Indonesia pada tahun 2020 silam. Serta semakin banyaknya industri yang mengembangkan dan memanfaatkan teknologi AI dalam berbagai kegiatan usahanya.

Terdapat beberapa tantangan agar Indonesia dapat menguasai teknologi AI ini ke depannya:

1. Regulasi: pengaturan etika dan pemakaian AI yang lebih bertanggung-jawab. Etika terkait pengembangan dan penerapan teknologi AI merupakan hal yang juga menjadi perhatian negara-negara besar.

Pengembangan dan penerapan teknologi AI yang tidak diatur dengan etika dapat mengakibatkan kerugian bagi masyarakat. Image generation dan speech synthesis merupakan salah satu contoh teknologi AI yang berpotensi merugikan masyarakat.

Di mana sebuah video dapat dibuat dengan mudah menggunakan teknologi AI. Sehingga menghasilkan sebuah rekaman video yang sebenarnya tidak pernah terjadi.

Teknologi deep fake ini digunakan untuk membuat sebuah film dengan biaya yang lebih rendah dibanding produksi film lainnyan. Pada sisi lain, dapat juga digunakan sebagai bahan informasi hoax yang bertujuan untuk menghasut masyarakat.

2. Privasi: terkait dengan penggunaan data yang dipakai untuk pembangunan model AI. Untuk pengaturan privasi ini diperlukan dukungan regulasi dalam pengunaan data.

3. Kurangnya penjelasan: bagaimana model AI sampai pada suatu keputusan/kesimpulan tertentu (terkait dengan akuntabilitas dan trust). Poin ini menjadi sangat penting terutama untuk sebuah kepentingan dimana model yang dihasilkan harus dapat difahami oleh manusia.

Poin ini merupakan poin umum di masyarakat pengembang teknologi AI, bukan hanya di Indonesia. Kebutuhan ini mendasari dikembangkannya Explainable AI.

4. Ketersediaan data: sejauh mana data yang dipakai cukup representative dan tidak bias. Algoritma machine learning yang saat ini merupakan teknologi utama pada AI, sangat tergantung pada ketersediaan data.

Jika data yang digunakan untuk membangun model AI merupakan data yang tidak dapat mewakili semua kasus yang ada. Maka model AI akan memiliki akurasi yang rendah, bersifat overfit kasus-kasus tertentu yang bersifat majority pada data latih.

Oleh karena itu, proses pengembangan data latih merupakan salah satu hal penting. Dalam membangun model AI yang akurat.

5. Kurangnya talenta dalam pengembangan dan penerapan teknologi AI. Dengan kurangnya talenta yang memiliki kemampuan yang baik dalam mengembangkan teknologi AI.

Maka ke depannya, Indonesia hanya akan menjadi pasar bagi teknologi AI yang dikembangkan oleh negara lain. mengantisipasi kemungkinan tersebut, pengembangan talenta AI merupakan salah satu hal yang memerlukan perhatian khusus.

Usaha pengembangan talenta AI harus mencakup berbagai hal yang dapat mendorong pengembangan talenta AI dengan cepat. Beberapa diantaranya adalah penyediaan materi pembelajaran teknologi AI, serta penetapan SKKNI AI, dll.

Menuju Masa Depan yang Lebih Cerdas dengan AI

Kecerdasan Buatan telah membuka pintu menuju masa depan yang menakjubkan. Dengan perkembangan terus-menerus, AI memiliki potensi besar untuk mengubah cara kita bekerja, berinteraksi, dan hidup secara keseluruhan.

Penting bagi kita untuk terus mempelajari dan mengikuti perkembangan dalam bidang ini, sambil mempertimbangkan dampak, tantangan, dan implikasi etisnya. Tantangan dalam pengembangan dan penggunaan AI adalah dampak pada lapangan pekerjaan manusia.

Beberapa jenis pekerjaan mungkin akan digantikan oleh mesin dan robot AI di masa depan. Karena dapat mengurangi jumlah pekerjaan manusia dan meningkatkan pengangguran.

Namun, beberapa orang juga berpendapat bahwa AI dapat membantu menciptakan pekerjaan baru dan meningkatkan efisiensi di tempat kerja. Bersama-sama, kita dapat mengarahkan potensi luar biasa AI menuju kemajuan dan kebaikan yang lebih besar bagi umat manusia. (Muhammad Solihin-Dit.LPU)